BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Secara teoritis macam-macam akhlak tersebut berinduk kepada tiga perbuatan utama,yaitu hikmah (bijaksana), syaja’ah (perwira atau ksatria),dan iffah (menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat). Ketiga macam induk akhlak ini muncul dari sikap adil yang terdapat dalam diri manusia,yaitu ‘aql (pemikiran),ghadab (amarah),dan nafsu syahwat (dorongan seksual).
Inti akhlak pada akhirnya bermuara pada sikap adil dalam mempergunakan potensi rohaniah yang dimiliki manusia. Keadilan erat kaitannya dengan timbulnya berbagai perbuatan keji lainnya. Perbuatan tersebut pada akhirnya akan membawa kepada “teori pertengahan”,yaitu pada sikap pertengahan sebagai pangkal timbulnya kebajikan.
- Pengertian Sifat Perwira (Syaja’ah)
- Macam-Macam Syaja’ah
- Hikmah Syaja’ah
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
- Pengertian Sifat Perwira Sifat perwira artinya sifat keberanian dan ke ikhlasan dalam melakukan suatu kebaikan dan menegakkan suatu kebenaran. Dalam bahasa arab lebih dikenal dengan nama Syaja’ah yang artinya perwira atau kstaria.
- Macam-macam Syaja’ah
Secara etimologi kata al-syaja’ah berarti berani antonimnya dari kata al-jabn yang berarti pengecut. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kesabaran di medan perang. Sisi positif dari sikap berani yaitu mendorong seorang muslim untuk melakukan pekerjaan berat dan mengandung resiko dalam rangka membela kehormatannya. Tetapi sikap ini bila tidak digunakan sebagaimana mestinya menjerumuskan seorang muslim kepada kehinaan.
Ahmad Amin mendefinisikan berani sebagai: “Sikap gentle dalam menghadapi kesulitan atau bahaya ketika dibutuhkan. Orang yang melihat kejahatan, dan khawatir terkena dampaknya, kemudian menentang maka itulah pemberani. Dan orang yang berbuat maksimal sesuai statusnya itulah pemberani (al-syujja’). Al-syajja’ah (berani) bukan sinonim ‘adam al-khauf (tidak takut sama sekali)”
Berdasarkan pengertian yang ada di atas, dipahami bahwa berani terhadap sesuatu bukan berarti hilangnya rasa takut menghadapinya. Keberanian dinilai dari tindakan yang berorientasi kepada aspek maslahat dan tanggung jawab. Maka sabar (al-shabr) di medan perang bukan berarti berani yang keliru, tetapi berani yang berdasarkan pertimbangan kemaslahatan.
Predikat pemberani bukan hanya diperun tukkan kepada pahlawan yang berjuang di medan perang. Setiap profesi dikatagorikan berani apabila mampu menjalankan tugas dan kewajibannya secara bertanggungjawab. Kepala keluarga dikatagorikan berani apabila mampu menjalankan tanggungjawabnya secara maksimal, pegawai dikatakan berani apabila mampu menjalankan tugasnya secara baik, dan seterus nya.
Keberanian terbagi kepada terpuji (al-mahmudah) dan tercela(al-mazmumah). Keberanian yang terpuji adalah yang mendorong berbuat maksimal dalam setiap peranan yang diemban, dan inilah hakikat pahlawan sejati. Sedangkan berani yang tercela adalah apabila mendorong berbuat tanpa perhitungan dan tidak tepat penggunaannya. Ahmad Amin berkata: “takut tercela adalah takut kepada sesuatu yang ditakuti sehingga menghalangi beramal, atau bahkan menyebabkannya tidak beramal sama sekali. Misalnya orang yang takut ditimpa kemiskinan menyebabkannya tidak berkeingi nan membantu orang yang dalam kesusahan dan penderitaan.
Syaja’ah dapat dibagi menjadi dua macam :
- Syaja’ah harbiyah Yaitu keberanian yang kelihatan atau tampak, misalnya keberanian dalam medan tempur di waktu perang.
- Syaja’ah nafsiyah Yaitu keberanian menghadapi bahaya atau penderitaan di luar medan peperangan, seperti menegakkan kebenaran.
Dari dua macam syaja’ah (keberanian) tersebut diatas, maka syaja’ah dapat dituangkan dalam beberapa bentuk, yakni:
- Memiliki daya tahan besar Seseorang dapat dikatakan memiliki sifat berani jika ia memiliki daya tahan yang besar untuk menghadapi kesulitan, penderitaan dan mungkin saja bahaya dan penyiksaan karena ia berada di jalan Allah.
- Berterus terang dalam kebenaran "Qulil haq walau kaana muuran" (katakan yang benar meskipun itu pahit) dan berkata benar di hadapan penguasa yang zhalim adalah juga salah satu bentuk jihad bil lisan. Jelas saja dibutuhkan keberanian menanggung segala resiko bila kita senantiasa berterus terang dalam kebenaran.
- Kemampuan menyimpan rahasia Orang yang berani adalah orang yang bekerja dengan baik, cermat dan penuh perhitungan terutama dalam persiapan jihad menghadapi musuh-musuh Islam. Kemampuan merencanakan dan mengatur strategi termasuk di dalamnya mampu menyimpan rahasia adalah merupakan bentuk keberanian yang bertanggung jawab.
- Kemampuan menyimpan rahasia Mengakui kesalahan Salah satu orang yang memiliki sifat pengecut adalah tidak mau mengakui kesalahan, mencari kambing hitam dan bersikap "lempar batu, sembunyi tangan" Sebaliknya orang yang memiliki sifat syaja’ah berani mengakui kesalahan, mau meminta maaf, bersedia mengoreksi kesalahan dan bertanggung jawab.
- Bersikap obyektif terhadap diri sendiri Ada orang yang cenderung bersikap over estimasi terhadap dirinya, menganggap dirinya baik, hebat, mumpuni dan tidak memiliki kelemahan serta kekurangan. Sebaliknya ada yang bersikap under estimasi terhadap dirinya yakni menganggap dirinya bodoh, tidak mampu berbuat apa-apa dan tidak memiliki kelebihan apapun. Kedua sikap tersebut jelas tidak proporsional dan tidak obyektif. Orang yang berani akan bersikap obyektif, dalam mengenali dirinya yang memiliki sisi baik dan buruk.
- Menahan nafsu di saat marah Seseorang dikatakan berani bila ia tetap mampu ber–mujahadah li nafsi, melawan nafsu dan amarah. Kemudian ia tetap dapat mengendalikan diri dan menahan tangannya padahal ia punya kemampuan dan peluang untuk melampiaskan amarahnya.
Dari syaja’ah (sifat perwira/ksatria) maka akan menimbulkan hikmah dalam bentuk sifat mulya, cepat, tanggap, perkasa, memecah nafsu, memaafkan, tangguh, menahan amarah, tenang, mencintai, dsb. Akan tetapi Jika terlalu syaja’ah maka timbul sifat: ngawur, merasa besar, unggul-unggulan, takabbur dan ujub. Dan Jika kurang syajaah maka timbul sifat rendah diri, cemas, kecewa, kecil hati, dsb.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
- Kesimpulan
Padahal dalam kehidupan yang semakin berat dan sulit dewasa ini begitu banyak tantangan dan marabahaya yang harus disikapi dan dihadapi dengan berani, karena bersikap pengecut dan melarikan diri dari persoalan hidup yang berat tidak akan pernah menyelesaikan masalah.
Kemudian banyak pula orang yang tidak berani bersikap jujur atau berterus terang terhadap diri sendiri termasuk menyadari kekurangan, kelemahan dan keterbatasan diri. Dan sebaliknya berani mengakui kelebihan, kekuatan dan kemampuan orang lain.
Seorang pengecut biasanya juga tak akan mau mengakui kesalahan. Bersikap keras kepala, mau menang sendiri dan menganggap diri tak pernah berbuat salah sebenarnya justru akan menguatkan kepengecutan seseorang yang berlindung dibalik semua sikap tersebut.
Sikap pengecut lainnya adalah tidak mampu bersikap obyektif terhadap diri sendiri yakni berani menerima kenyataan bahwa ada posisi negatif dan positif dalam dirinya.
Dan akhirnya sifat kepengecutan yang jelas adalah ketidakmampuan menahan nafsunya di saat marah. Salah satu ciri orang bertakwa adalah mampu menahan amarah dan memaafkan kesalahan orang lain
DAFTAR PUSTAKA
http://serambi-ilmu.blogspot.com/2009/06/hikmah-syajaah-iffah-adl.html
http://sultanagung78.com/index.php?page=view_artikel&id=42
http://oasetarbiyah.blogspot.com/2008/05/asy-syajaah-keberanian.html
http://www.oaseimani.com/konsep-akhlak-perspektif-al-ghazali.html
http://ihya-ahamba.blogspot.com/p/blog-page_1826.html
http://runia.wordpress.com/2009/05/27/asy-syaja%E2%80%99ah-keberanian/#more-67
http://nugroho-iman.blogspot.com/2012/02/pengaruh-facebook-bagi-remaja.html
http://kajianislamnugraha.blogspot.com/2009/10/sabar-versi-imam-al-ghazali.html
http://syamsuljosh.blogspot.com/2012/06/pandangan-al-ghazali-tentang-pendidikan.html
http://jenongsendiri.wordpress.com/2011/06/10/induk-akhlak-islam-akhlak-tasawuf/
http://elearningpendidikan.com/keberanian-atau-syajaah.html
http://karmayoga1886.wordpress.com/2010/09/24/syajaah-berani/
http://sultanagung78.com/index.php?page=view_artikel&id=42
http://oasetarbiyah.blogspot.com/2008/05/asy-syajaah-keberanian.html
http://www.oaseimani.com/konsep-akhlak-perspektif-al-ghazali.html
http://ihya-ahamba.blogspot.com/p/blog-page_1826.html
http://runia.wordpress.com/2009/05/27/asy-syaja%E2%80%99ah-keberanian/#more-67
http://nugroho-iman.blogspot.com/2012/02/pengaruh-facebook-bagi-remaja.html
http://kajianislamnugraha.blogspot.com/2009/10/sabar-versi-imam-al-ghazali.html
http://syamsuljosh.blogspot.com/2012/06/pandangan-al-ghazali-tentang-pendidikan.html
http://jenongsendiri.wordpress.com/2011/06/10/induk-akhlak-islam-akhlak-tasawuf/
http://elearningpendidikan.com/keberanian-atau-syajaah.html
http://karmayoga1886.wordpress.com/2010/09/24/syajaah-berani/
1 Comments
gimana cara download file nya ? saya kesulitan
ReplyDeleteTerima Kasih atas kujungan teman-teman ....!!!
Silahkan teman-teman pergunakan sebaik-baiknya apa yang ada pada blog ini dan semoga bermanfaat.....
saya harap, teman-teman mau meninggalkan sedikit pesan dan kesan terhadap blog ini untuk perkembangan selanjutnya.....